CMD368 – Messi gagal untuk bersinar dan meninggalkan lapangan dengan wajah murung setelah Inter Miami kembali menelan kekalahan menyakitkan dari Vancouver Whitecaps, Kamis (1/5) pagi WIB. Kekalahan 1-3 pada leg kedua semifinal CONCACAF Champions Cup membuat Inter Miami tersingkir dengan agregat telak 1-3 dari tim muda asal Kanada tersebut.
Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa skor ini mencerminkan jalannya pertandingan. Inter Miami, yang dibangun di sekitar Messi dan mantan rekan-rekannya di Barcelona Luis Suarez, Sergio Busquets, dan Jordi Alba tampak kewalahan menghadapi kecepatan dan energi Whitecaps di semua lini.
Pada musim lalu, Inter Miami sukses meraih Supporters’ Shield berkat rekor impresif di musim reguler MLS. Namun, keputusan mempertahankan “generasi emas Barcelona” satu tahun lebih lama terbukti menjadi kesalahan fatal. Para pemain veteran terlihat kehabisan tenaga di lapangan.
Luis Suarez, yang musim lalu mencetak 20 gol bersama Messi di MLS, kini terlihat tak mampu lagi menemukan posisi ideal di depan gawang. Busquets hanya menjadi bayangan dari gelandang elegan yang dulu mendominasi lini tengah Barcelona. Sementara Jordi Alba lebih sibuk membantu serangan hingga kerap melupakan tugas defensifnya.
Meski Messi masih mampu menghadirkan momen-momen magis, di usia 37 tahun ia membutuhkan dukungan pemain-pemain muda yang mau berlari tanpa lelah. Sayangnya, Inter Miami justru dipenuhi teman-teman lamanya yang juga sudah mendekati usia pensiun.
Javier Mascherano, pelatih kepala yang juga mantan rekan Messi di Barcelona dan timnas Argentina, memperparah masalah dengan lebih memilih pemain senior dibanding talenta muda lokal yang tersedia di bangku cadangan. Whitecaps pun memanfaatkan celah ini dengan sempurna.
Kalah 1-3 dari Whitecaps, Messi Gagal Bersinar
“Mereka (Inter Miami) tak bisa berlari, tak bisa bertahan, dan tidak punya keseimbangan. Lima pemain tetap di depan, lima lainnya bertahan. Dan mereka tak bisa bertahan,” ujar analis Fox Sports, Warren Barton, mantan bek Premier League.
Pelatih Vancouver Whitecaps, Jasper Sorensen, mengakui keunggulan timnya dari sisi fisik dan kecepatan. “Kami punya tim yang lebih muda, lebih mampu bermain dengan intensitas tinggi. Kami memanfaatkan ruang yang terbuka, terutama di babak kedua saat mereka meninggalkan banyak pemain di depan,” ujarnya.
Mascherano mengaku kini akan fokus pada kampanye Inter Miami di MLS, meski tantangan besar sudah menanti di FIFA Club World Cup bulan Juni mendatang. Inter Miami di jadwalkan melawan klub Mesir Al Ahly di laga pembuka. Sebelum belum kemungkinan menghadapi Porto dari Portugal dan Palmeiras dari Brasil.
Jika performa seperti melawan Whitecaps terulang, Inter Miami terancam di permalukan di panggung dunia. Hal ini tentu menjadi pukulan telak bagi MLS, liga yang berusaha lepas dari stigma sebagai “liga pensiun” bagi bintang tua Eropa.
Apa yang disebut sebagai “momen Messi” seharusnya membawa MLS ke level lebih tinggi. Namun, keputusan transfer Inter Miami justru berpotensi menghambat kemajuan sepak bola Amerika Serikat. Sesuatu yang begitu jelas di tunjukkan oleh performa brilian Vancouver Whitecaps.