CMD368 – Liverpool hormati Diogo Jota dengan kemenangan 3-1 atas Preston North End dalam pertandingan yang lebih dari sekadar uji coba. Pertandingan ini menjadi momen penghormatan mendalam untuk mendiang Diogo Jota, yang meninggal dunia pada 3 Juli lalu.
Manajer baru Liverpool, Arne Slot, memberikan instruksi singkat namun sarat makna kepada para pemainnya: “Kita harus bermain lagi.” Kalimat sederhana ini mengandung tugas paling berat dalam karier kepelatihan Slot — membimbing skuadnya kembali bermain sepak bola di tengah duka mendalam atas kepergian rekan satu tim mereka.
Pertandingan di Stadion Deepdale, markas Preston, berubah menjadi semacam upacara peringatan. Para suporter Liverpool memulai chant untuk Jota 20 menit sebelum kick-off, lalu lagu ikonik You’ll Never Walk Alone di nyanyikan dengan penuh emosi oleh Claudio Rose Maguire, istri mantan pemain Preston, Sean Maguire. Kapten Preston, Ben Whiteman, turut meletakkan karangan bunga di hadapan pendukung The Reds.
Dukungan emosional berlanjut saat menit ke-20 pertandingan, ketika lebih dari 21.000 penonton bergabung dalam penghormatan selama 10 menit penuh. Mohamed Salah, yang menjadi starter bersama tiga pemain inti lainnya dari skuad juara Premier League musim lalu, terlihat sangat terharu.
Usai pertandingan, seluruh pemain dan staf pelatih berdiri di depan tribun suporter dan menyanyikan lagu untuk Jota selama tujuh menit — seolah menerima pelukan penghiburan dari ribuan pendukung.
Laga Penuh Haru: Liverpool Hormati Diogo Jota Saat Menang Atas Preston
Dalam pertandingan tersebut, Darwin Núñez dan Cody Gakpo mencetak gol di babak kedua dan melakukan selebrasi khas Jota. Nomor punggung 20 yang dikenakan Jota resmi di pensiunkan, tetapi semangat dan kebahagiaan Jota saat mencetak gol akan terus hidup di lapangan.
Arne Slot tampil sebagai pemimpin sejati dalam dua pekan terakhir. Ia membebaskan para pemain untuk mengekspresikan emosi mereka: “Kalau ingin tertawa, tertawalah. Kalau ingin menangis, menangislah. Jika ingin berlatih, silakan. Kalau belum siap, jangan di paksa. Jadilah diri sendiri.”
Musim 2025/26 kini memiliki makna baru bagi Liverpool. Ambisi untuk mempertahankan gelar tetap ada, tetapi kini di barengi dengan misi emosional untuk mengenang dan menghormati Diogo Jota. Kemenangan demi kemenangan ke depan akan menjadi tribut abadi bagi sang penyerang.
Namun, dunia sepak bola juga harus menunjukkan empati. Tidak adil mengharapkan performa sempurna dari skuad yang sedang berduka. Kritik keras terhadap kesalahan kecil, kekalahan, atau performa buruk harus di hindari. Kini adalah waktunya untuk memahami bahwa sepak bola, meski penting, tetap berada di bawah rasa kemanusiaan.
Pertandingan ini semula di jadwalkan menjadi ajang debut beberapa rekrutan anyar seperti Milos Kerkez, Jeremie Frimpong, dan dua penjaga gawang baru, Giorgi Mamardashvili dan Freddie Woodman. Namun dalam situasi seperti ini, tak satu pun dari pertanyaan teknis itu terasa relevan.
Liverpool tidak mengizinkan wawancara dengan pemain atau staf usai laga — keputusan bijak yang mencerminkan betapa dalamnya duka yang mereka rasakan.
Musim ini, mulai dari tur pramusim di Asia, laga Community Shield di Wembley, hingga pertandingan-pertandingan Premier League dan Liga Champions, Liverpool akan bermain sambil mengenang Jota. Melalui selebrasi gol, lagu-lagu di tribun, dan semangat baru yang sangat personal, mereka akan terus mencari kemenangan — meski takkan pernah lagi utuh tanpa kehadiran sang sahabat.